pementasan KOMSAN 12-13 November 2010

pementasan KOMSAN 12-13 November 2010
kucak kacik

Minggu, 28 November 2010

Partisipasi Pemuda dalam Keadat-istiadatan Daerah

Oleh : Ardiyansyah

A. Pendahuluan

Suatu budaya merupakan kekayaan yang hadir di Indonesia dengan beraneka ragam suku dan ras. Kebudayaan yang ada tidak hanya sebagai symbol saja melainkan sesuatu yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap orang. Apabila kebudayaan itu tidak dihiraukan mungkin saja kebudayaan itu akan mengalami degradasi atau bahkan hilang sama sekali, apalagi pada era globalisasi sekarang ini, suatu pergeseran nilai budaya bisa saja terjadi.

Oleh karena itu, hendaklah kita memelihara dan melestarikan budaya yang ada agar tidak punah begitu saja ditelan zaman. Partisipasi setiap orang sangat berharga dalam keadaan seperti ini tidak hanya instansi tertentu yang kita handalkan. Campur tangan pemerintah juga sangat penting dalam menangani kebudayaan yang kita miliki. Tak kalah penting peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa dalam kelestarian dan keutuhan bangsa ini dihadapan bangsa-bagsa lain di dunia.

Berbagai pengaruh yang mulai merasuki budaya-budaya kita kian hari semakin marak baik pengaruh dalam maupun pengaruh luar. Desa Sungai Baru ini merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas yang memiliki lebih dari 500 kepala keluarga. Budaya-budaya yang ada di sini masih berjalan dan masih bisa dilihat baik pada acara pernikahan, kelahiran maupun acara lainnya. Namun para pemudanya hampir tidak ada yang ikut serta atau mau turut serta dalam kegiatan-kegiatan adat-istiadat setempat. Untuk itu, adat-istiadat yang ada perlu dilestarikan dengan mendidik anak-anak atau pemuda yang berhubungan dengan adapt setempat.

B. Adat-istiadat Desa Sungai Baru

Adat-istiadat merupakan suatu santapan di daerah-daerah tertentu sebagai hal yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Adat-istiadat juga sebagai alat pemersatu bangsa yang terdapat di dalamnya. Apabila salah satu rangkaian adat itu tidak dilaksanakan masyarakat justru memandang negative seseorang yang tidak melaksanakannya apalagi tidak pernah ikut dalam kegiatan tersebut.

Adapun adat-istiadat yang ada di Sungai Baru sebagagai berikut :

a. Pesta Pernikahan

Pesta pernikahan yang dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian dari acara pertunangan yang diadakan sebelumnya. Pesta pernikahan biasanya dilakukan dua hari oleh penduduk setempat. Sebelum acara dimulai pada hari H-nya masyarakat bergotong royong membangun sebuah tempat untuk para undangan yang memanjang untuk para undangan laki-laki yang disebut” Tarub”. Tempat ini dikhususkan untuk laki-laki saja yang merupakan tempat dimana acara sakral pesta pernikahan di pandu. Pesta pernikahan ini diadakan di tempat mempelai perempuan. Mempelai laki-laki berada di suatu tempat, kemudian ia akan menjemput mempelai wanita yang diiringi musik tanjidor dan diikuti oleh warga yang beriring-iringan menuju tempat acara intinya.

Kedua mempelai akan dibawa ke tempat mempelai wanita dan disambut oleh tokoh masyarakat kemudian ditaburi beras kuning dan uang logam yang kemudian direbut oleh anak-anak. Setelah itu kedua mempelai akan dibawa ke tarub untuk melaksanakan hataman Al-Qur’an.

Pesta pernikahan ini sebelumnya diberitahukan kepada masyarakat agar mereka siap-siap membawa apa yang harus mereka keluarkan pada acara itu. Masyarakat bermusyawarah di tempat penyelenggara untuk memudahkan dan memperlancar acara pernikahan tersebut dimana masing-masing warga akan menjadi pelayan dalam acara itu baik sebagai pembuat tarub, memasak dan lain sebagainya.

Pada acara ini hanya para orang tua yang kelihatan sebagai pengisi acara dan jarang sekali tampak anak muda yang ikut serta dalam acara sakral itu. Para pemuda kelihatan banyak di luar sebagai pencuci piring, diam di pinggir rumah, di depan rumah dan apabila acara intinya yaitu hidangan baru mereka masuk ketempat itu.

b. Tahlilan

Sebagaimana biasanya orang-orang di Sambas, mereka sering melakukan tahlilan pada saat hataman Al-Qur’an maupun ada orang yang meninggal dunia di wilayah sekitarnya. Para orang tualah yang mengisi tahlilan tersebut.

Tahlilan biasanya dilakukan pada saat sehari orang meninggal, tiga hari, tujuh hari, lima belas hari, dua puluh lima hari, empat puluh hari sampai houlnya yaitu memperingati seribu hari orang yang meningal dunia baik orang tua maupun keluarga lainnya. Di sini juga jarang anak muda ikut campur di dalamnya sehingga penerus budaya ini sukar dicari penggantinya. Meskipun ada beberapa pendapat tentang tahlilan yang kontroversi baik di kalangan Muhammadiyah dan NU yang mengatakan tahlilan itu bid’ah dan lain sebagainya, di desa Sungai Baru tahlilan masih tetap berjalan.

c. ”Tepung Tawar”

Orang Sambas pada umumnya menyebut acara syukuran atas kelahiran anak mereka atau aqiqah dengan sebutan “ Tepung tawar “. Acara ini biasanya dilaksanakan pada hari ke-7, ke-14 dan kelipatannya setelah kelahiran anak mereka. Tidak kalah penting juga syukuran ini dilaksanakan semeriah pesta perkawinan bagi mereka yang berniat melakukan hal itu sebelumnya.

Acara syukuran atau aqiqah ini hampir sama dengan pesta pernikahan yang mana dilakukan seperti itu juga yaitu dengan cara bermusyawarah ditempat penyelenggaranya. Hasil musyawarah itu dapat berupa sistem giliran. Apabila orang lain melakukan acara yang sama atau memerlukannya ia bisa menerima apa yang telah diberikan kepada penyelenggara dan begitu seterusnya.

Pada khususnya disinilah tampak kepedulian pemuda yang kurang berminat pada acara ini, hanya para orang tua yang hadir dan mengisi ruangan tersebut. Entah kenapa para pemudanya hanya segelintir yang bisa dilihat dalam acara-acara tertentu.

Masih ada lagi adat-istiadat yang tidak termasuk atau disebutkan di dalam tulisan ini. Contoh di atas merupakan sebuah fenomena yang tidak kalah penting untuk kita jaga karena dengan itu dapat dikenal suatu identitas terhadap daerah kita sendiri.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Suatu perubahan yang terjadi merupakan sebuah proses yang mengakibatkan akan berubahnya suatu budaya baik disadari maupun tidak. Perubahan merupakan suatu yang tidak terelakkan lagi di satu sisi karena perubahan yang terjadi banyak faktor yang mempengaruhi ( Irwan Abdullah, 2006, 156 ).

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan tersebut, diantaranya :

a. Modernisasi dan Westernisasi

Kehadiran suatu budaya senantiasa tidaki dapat lepas dari kemanusiaan dan adanya penerimaan secara umum terhadap nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, orientasi-orientasi, perilaku-perilaku dan insitusi-instiusi oleh umt manusia di seluruh dunia ( Samuel P. Huntington, 1996, 73 ).

Budaya-budaya yang yang dikembangkan oleh barat dan kebudayaan populer di seluruh dunia yang kemidian menciptakan sebuah kebudayaan-kebudayan baru. Kenyataan bahwa kini kebudayaan pop telah menyebar dan orang-rang yang mengkonsumsi barang-barang mempresentasikan keunggulan kebudayaan barat. Lihat saja para pemuda sekarang ini baik dari pakaian, mode rambut dan lain sebagainya yang memperlihatkan kebudayaan baru mereka dan melunturkan budaya yang ada sebelumnya pada diri mereka sehingga apapun bentuk budaya mereka tidak lagi diperhatikan.

Di Timur Tengah, sebagian besar anak muda lebih suka mengenakan jeans, minum coke, mendengarkan musik rap, dan diantara kecenderungan mereka kepada Mekah, mereka juga condong pada Amerika ( Samuel P. Huntington, 1996, 77 ). Tidak nenutup kemungkinan anak muda yang ada di Desa Sungai Baru melakukan hal-hal yang sama dengan mengkonsumsi budaya barat yang negative.

b. Media Massa

Tidak dapat dipungkiri lagi media massa mempunyai pengaruh besar dalam dunia globalisasi. Seluruh dunia bisa di saksikan atau dilihat melalui media massa dalam waktu sekejap. Komunikasi global adalah salah satu manifestasi terpenting dari kekuatan yang ada di seluruh dunia. Namun, perluasan komunikasi global ini didominasi oleh barat. Kekuatan barat ini, bagaimanapun juga, mendorong kaum populis barat menunjukkan bahwa budaya imperialisme barat tengah bangkit. Dengan demikian, memperingatkan kita akan kebudayaan yang ada haruslah diperketat ( Samuel P. Huntington, 1996, 79 )

Media massa sangat besar menyumbangkan atau mereflesikan kepentingan manusia dalam kaitan terhadap cinta, seks, kekerasan, misteri, heroisme yang sangat mempengaruhi penerimanya yang ditampilkan melalui gambaran-gambaran visual. Dapat dikatakan bahwa bisa saja media transfer budaya melalui media massa. Dengan menampilkan sesuatu lewat media akan mudah diterima oleh masyarakat sehingga akan terdoktrin terhadap apa yang mereka terima dari media tersebut baik media alektronik maupun media cetak

Untuk menangani masalah ini perlu ada pengawasan dari instansi terkait atau para orang tua terhadap anak-anak mereka agar tidak meniru gaya-gaya ala barat atau pengaruh lainnya. Banyak contoh ditemukan seperti para pemuda yang menggunakan anting-anting dan pemudinya yang setengah telanjang. Oleh karena itu, suatu pengawasan sangatlah penting untuk menjaga pengaruh dari luar yang negatif.

c. Individualisme dan Kapitalisme

Kapitalisme telah menaruh perhatian terhadap para pemuda maupun masyarakat sekarang sehingga situasi-situasi dimana kepentingan pribadi jauh mendahului kepentingan bersama. Kedua-duanya terdorong oleh dua macam perasaan, yaitu bahwa kebebasan berlakunya egoisme tidaklah cukup untuk secara otomatis menghasilkan order sosial ( Anthony Giddens, 1986, 121 ).

Individulisme dan kapitalisme merupakan suatu kesatuan yang saling terkait, sehingga apabila kapitalisme telah merasuki maka sikap keindividulismeannya akan muncul. Dengan demikian, sikap ini akan membawa pelakunya tidak memperdulikan keadaan sekitarnya baik budaya maupun lingkungannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu kehidupan atau budaya tertentu tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh dari dunia globalisasi yang sedikit demi sedikit akan menggeser budaya tertentu menjadi suatu perubahan yang baru. Factor-faktor yang lain juga sangat mempengaruhi seperti kepedulian masyarakat terhadap budaya mereka yang kurang dan pendidikan yang masih minim atau rendah.

D. Penutup

a. Kesimpulan

Perubahan yang terjadi adalah suatu fenomena yang diakibatkan banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian suatu perubahan dalam budaya lama ke sesuatu yang baru atau masuk ke dalamnya merupakan efek dari reaksi yang ditimbulkan dari interaksi dunia luar.

b. Saran

Suatu perubahan bukanlah suatu yang baru, telah sejak lama perubahan akan terus terjadi seiring perubahan zaman dan banyak faktor yang menyebabkan perubahan itu terjadi. Suatu kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap budaya mereka sangat penting untuk mengukuhkan dan membentengi hal-hal yang akan merusak budaya mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Giddens, Capitalism and Modern Social Theory, Canbridge University Press : London, 1986

Irwan Abdullah, Rekontruksi dan Reprduksi Kebudayaan, Pustaka Pelajar : Yogyakarta, 2006

Samuel P. Hunington, Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, Qalam : Yogyakarta, 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar