pementasan KOMSAN 12-13 November 2010

pementasan KOMSAN 12-13 November 2010
kucak kacik

Selasa, 29 April 2014

Rabu, 20 Maret 2013

HAH Komsan STAIN Pontianak, Parade Teater Khatulistiwa 2013























pementasan teater “HAH” oleh Komunitas Santri (KOMSAN) STAIN Pontianak

Kemiskinan merupakan salah satu penyakit sosial ekonomi berlarut-larut yang melanda Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini orang miskin tidak bisa menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia. Kemiskinan adalah musibah yang harus dihapuskan dari masyarakat. Sebab konsekuensi kemiskinan adalah kekafiran yang dianggap sebagai sebuah kejahatan. Maka Islam dengan tegas melarang seorang muslim berpangku tangan, bermalas-malasan, menyia-nyiakan waktu, atau melakukan hal-hal yang tidak produktif. Rasulullah saw selalu berdoa agar terhindar dari kelemahan, kemalasan, kezaliman, dan hutang yang akhirnya membawa kepada kemiskinan. Ali bin Abi Thalib k. w. berkata, andaikata ada seekor ular berbisa dan kemiskinan, maka pasti akan saya bunuh (hapus) kemiskinan dulu.

Komunitas Santri (KOMSAN) STAIN Pontianak dalam rangka Parade Teater Khatulistiwa 2013 berencana  membawakan naskah yang berjudul “HAH“ karya Putu Wijaya. Sebagaimana yang diketahui bahwa kegiatan Parade Teater ke-4 ini merupakan even tahunan komunitas-komunitas teater dan kesenian terbesar di Kalimantan Barat yang di pelopori oleh Forum Masyarakat Teater (FORMAT) dengan rentang waktu pelaksanaan selama 46 hari terhitung dari tanggal 02 Maret hingga 15 April 2013 di UPT Taman Budaya Kalbar. kegiatan ini di ikuti sedikitnya oleh 24 grup teater, baik dari grup teater umum, kampus, maupun teater pelajar. Naskah “HAH” yang akan KOMSAN bawakan tersebut akan di sutradarai oleh Totok Satrio Rahardjo yang merupakan murid dari almarhum W.S Rendra.
“HAH” sendiri merupakan ungkapan ke-terkejutan seseorang atas suatu keadaan yang tidak lazim. Naskah “HAH” mengungkap sisi lain dari kehidupan sekelompok manusia ditengah jeratan kemiskinan absolut dimana ‘kemapanan’ materil dijadikan tolak ukur dalam interaksi sosial keseharian.  “HAH”  itu sendiri bisa juga kita artikan sebagai kalimat atau ungkapkan sinistis ketika realitas kongkret berbenturan dengan harapan dan cita-cita luhur kehidupan, bahwasanya himpitan ekonomi yang terjadi disalah satu keluarga dapat merubah pola fikir dan tujuan hidup keluarga tersebut, bahkan dapat pula mempengaruhi lingkungannya. Dalam keadaan di-miskinkan seseorang “HARUS” melakukan apapun demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Naskah “HAH” ditulis oleh Putu Wijaya pada akhir tahun 1980-an dengan mengambil setting kehidupan keluarga miskin yang tinggal di perkampungan kumuh, terhimpit oleh keadaan ekonomi yang memprihatinkan membuat keluarga tersebut mengambil langkah-langkah untuk bertahan hidup. meski harus melanggar aturan hukum dan kaidah agama. Akibatnya keluarga itu dikucilkan oleh masyarakat dan lingkungannya. Suatu ketika keluarga tersebut mendapat uang seratus juta dari hasil perjudian/LOTRE yang dipasangnya, dan sejak saat itu tidak hanya keluarga mereka yang berubah seketika......
Konflik merupakan esensi dari pementasan teater. Dengan demikian, teater pada dasarnya merupakan pencerminan dari realitas kehidupan di masyarakat yang berisi tentang pertentangan-pertentangan baik fisik, psikis maupun pertentangan ideologis. Bahwasanya pertentangan-pertentangan tersebut saling membentur sehingga membentuk rangkaian peristiwa yang menjadi padu, dalam pengertiannya, konflik merupakan salah satu pemicu yang menggerakkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat kearah perubahan menuju keluhuran tradisi dan budaya. Dengan tetap memperkuat konsep psikoanalisis dan absurdisme, dengan bebekal berbagai macam referensi maka naskah “HAH” Komunitas Santri pentaskan sesuai dengan konsepsi kepenulisan ala Putu Wijaya dengan megedepankan teror mental. yaitu usaha-usaha untuk memberikan pencerahan dengan kejutan, dengan pematahan atau pembalikan yang tiba-tiba.
 “HAH” sendiri menggambarkan realitas kehidupan yang terjadi di indonesia saat ini, bahwa “status sosial seseorang sangat ditentukan oleh keberadaan status ekonominya semata”. Situasi seperti ini tanpa kita sadari merupakan ladang emas bagi tumbuh suburnya watak individuil, penjilat, korup dan lain sebagainya yang mengancam keberlangsungan generasi muda Indonesia. Prilaku diskriminatif yang kian merajalela, kemiskinan kolektif membudaya akibat dari kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan ketidak tersediaannya lapangan pekerjaan yang diberikan oleh pemerintah. Bahwa faktor kemiskinanlah yang menjadi tolak ukur turunnya derajat seseorang. Hal ini yang mendasari KOMSAN memilih naskah “HAH” untuk di persembahkan kepada saudara sekalian dalam balutan tontonan dan dialog kebudayaan pada tanggal 4 dan 5 maret 2013 pukul 19.00 Wib di UPT Taman Budaya Kalbar Jl. A. Yani Pontianak.

Sabtu, 04 Desember 2010

ROKOK

ROKOK

Oleh: Ardiyansyah

Rokok adalah komposisi dari tembakau dan lain sebagainya yang dibentuk dalam suatu kemasan yang bernilai tinggi. Rokok merupakan suatu benda yang mudah kita temui dan diperjual belikan di toko-toko kecil. Seseorang yang telah terbiasa merokok akan sulit untuk memberhentikannya, menurut sebagian orang pengkomsumsi rokok. Mengapa hal itu terjadi? Rokok sendiri mengangung unsur-unsur Tar dan Nikotin yang membuat orang ketagihan. Berdasarkan pengamatan sehari-hari perokok berat dapat menghabiskan 2 dua bungkus rokok setiap hari. Contoh yang lain lagi pada saat bulan Ramadhan selama satu hari berpuasa perokok berat yang pertama dipergokinya saat berbuka adalah rokok. Sungguh luar biasa berbagai merk rokok dengan harga yang berbeda ada saja orang yang menyukainya. Produksi rokok begitu besar di Indonesia sehingga orang terkaya di Indonesia adalah orang yang memiliki perusahaan rokok tersebut. Rokok sendiri yang banyak diperdebatkan para ulama dan masyarakat internasional tentang bahaya merokok merupakan penyumbang devisa terbesar di Negara Indonesia. Padahal bahaya merokok sendiri telah dipublikasikan oleh World Healthi Organization (WHO) beserta organ-organ tubuh yang terkena penyakit akibat merokok beberapa tahun yang lalu. peringatan itu hanya sekedar pengetahuan saja tanpa ada reaksi dari perokok sendiri untuk berusaha berhenti merokok. Jika perokok mengentikan untuk menghisap rokok dapat menghemat uangnya sendiri sebesar 10-15 ribu setiap hari dan sebulan sebesar 300-450 ribu. Jika demikian dari hasil rokok kita bisa menabung untuk masa depan kita sendiri.

Minggu, 28 November 2010

Partisipasi Pemuda dalam Keadat-istiadatan Daerah

Oleh : Ardiyansyah

A. Pendahuluan

Suatu budaya merupakan kekayaan yang hadir di Indonesia dengan beraneka ragam suku dan ras. Kebudayaan yang ada tidak hanya sebagai symbol saja melainkan sesuatu yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap orang. Apabila kebudayaan itu tidak dihiraukan mungkin saja kebudayaan itu akan mengalami degradasi atau bahkan hilang sama sekali, apalagi pada era globalisasi sekarang ini, suatu pergeseran nilai budaya bisa saja terjadi.

Oleh karena itu, hendaklah kita memelihara dan melestarikan budaya yang ada agar tidak punah begitu saja ditelan zaman. Partisipasi setiap orang sangat berharga dalam keadaan seperti ini tidak hanya instansi tertentu yang kita handalkan. Campur tangan pemerintah juga sangat penting dalam menangani kebudayaan yang kita miliki. Tak kalah penting peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa dalam kelestarian dan keutuhan bangsa ini dihadapan bangsa-bagsa lain di dunia.

Berbagai pengaruh yang mulai merasuki budaya-budaya kita kian hari semakin marak baik pengaruh dalam maupun pengaruh luar. Desa Sungai Baru ini merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas yang memiliki lebih dari 500 kepala keluarga. Budaya-budaya yang ada di sini masih berjalan dan masih bisa dilihat baik pada acara pernikahan, kelahiran maupun acara lainnya. Namun para pemudanya hampir tidak ada yang ikut serta atau mau turut serta dalam kegiatan-kegiatan adat-istiadat setempat. Untuk itu, adat-istiadat yang ada perlu dilestarikan dengan mendidik anak-anak atau pemuda yang berhubungan dengan adapt setempat.

B. Adat-istiadat Desa Sungai Baru

Adat-istiadat merupakan suatu santapan di daerah-daerah tertentu sebagai hal yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Adat-istiadat juga sebagai alat pemersatu bangsa yang terdapat di dalamnya. Apabila salah satu rangkaian adat itu tidak dilaksanakan masyarakat justru memandang negative seseorang yang tidak melaksanakannya apalagi tidak pernah ikut dalam kegiatan tersebut.

Adapun adat-istiadat yang ada di Sungai Baru sebagagai berikut :

a. Pesta Pernikahan

Pesta pernikahan yang dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian dari acara pertunangan yang diadakan sebelumnya. Pesta pernikahan biasanya dilakukan dua hari oleh penduduk setempat. Sebelum acara dimulai pada hari H-nya masyarakat bergotong royong membangun sebuah tempat untuk para undangan yang memanjang untuk para undangan laki-laki yang disebut” Tarub”. Tempat ini dikhususkan untuk laki-laki saja yang merupakan tempat dimana acara sakral pesta pernikahan di pandu. Pesta pernikahan ini diadakan di tempat mempelai perempuan. Mempelai laki-laki berada di suatu tempat, kemudian ia akan menjemput mempelai wanita yang diiringi musik tanjidor dan diikuti oleh warga yang beriring-iringan menuju tempat acara intinya.

Kedua mempelai akan dibawa ke tempat mempelai wanita dan disambut oleh tokoh masyarakat kemudian ditaburi beras kuning dan uang logam yang kemudian direbut oleh anak-anak. Setelah itu kedua mempelai akan dibawa ke tarub untuk melaksanakan hataman Al-Qur’an.

Pesta pernikahan ini sebelumnya diberitahukan kepada masyarakat agar mereka siap-siap membawa apa yang harus mereka keluarkan pada acara itu. Masyarakat bermusyawarah di tempat penyelenggara untuk memudahkan dan memperlancar acara pernikahan tersebut dimana masing-masing warga akan menjadi pelayan dalam acara itu baik sebagai pembuat tarub, memasak dan lain sebagainya.

Pada acara ini hanya para orang tua yang kelihatan sebagai pengisi acara dan jarang sekali tampak anak muda yang ikut serta dalam acara sakral itu. Para pemuda kelihatan banyak di luar sebagai pencuci piring, diam di pinggir rumah, di depan rumah dan apabila acara intinya yaitu hidangan baru mereka masuk ketempat itu.

b. Tahlilan

Sebagaimana biasanya orang-orang di Sambas, mereka sering melakukan tahlilan pada saat hataman Al-Qur’an maupun ada orang yang meninggal dunia di wilayah sekitarnya. Para orang tualah yang mengisi tahlilan tersebut.

Tahlilan biasanya dilakukan pada saat sehari orang meninggal, tiga hari, tujuh hari, lima belas hari, dua puluh lima hari, empat puluh hari sampai houlnya yaitu memperingati seribu hari orang yang meningal dunia baik orang tua maupun keluarga lainnya. Di sini juga jarang anak muda ikut campur di dalamnya sehingga penerus budaya ini sukar dicari penggantinya. Meskipun ada beberapa pendapat tentang tahlilan yang kontroversi baik di kalangan Muhammadiyah dan NU yang mengatakan tahlilan itu bid’ah dan lain sebagainya, di desa Sungai Baru tahlilan masih tetap berjalan.

c. ”Tepung Tawar”

Orang Sambas pada umumnya menyebut acara syukuran atas kelahiran anak mereka atau aqiqah dengan sebutan “ Tepung tawar “. Acara ini biasanya dilaksanakan pada hari ke-7, ke-14 dan kelipatannya setelah kelahiran anak mereka. Tidak kalah penting juga syukuran ini dilaksanakan semeriah pesta perkawinan bagi mereka yang berniat melakukan hal itu sebelumnya.

Acara syukuran atau aqiqah ini hampir sama dengan pesta pernikahan yang mana dilakukan seperti itu juga yaitu dengan cara bermusyawarah ditempat penyelenggaranya. Hasil musyawarah itu dapat berupa sistem giliran. Apabila orang lain melakukan acara yang sama atau memerlukannya ia bisa menerima apa yang telah diberikan kepada penyelenggara dan begitu seterusnya.

Pada khususnya disinilah tampak kepedulian pemuda yang kurang berminat pada acara ini, hanya para orang tua yang hadir dan mengisi ruangan tersebut. Entah kenapa para pemudanya hanya segelintir yang bisa dilihat dalam acara-acara tertentu.

Masih ada lagi adat-istiadat yang tidak termasuk atau disebutkan di dalam tulisan ini. Contoh di atas merupakan sebuah fenomena yang tidak kalah penting untuk kita jaga karena dengan itu dapat dikenal suatu identitas terhadap daerah kita sendiri.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Suatu perubahan yang terjadi merupakan sebuah proses yang mengakibatkan akan berubahnya suatu budaya baik disadari maupun tidak. Perubahan merupakan suatu yang tidak terelakkan lagi di satu sisi karena perubahan yang terjadi banyak faktor yang mempengaruhi ( Irwan Abdullah, 2006, 156 ).

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan tersebut, diantaranya :

a. Modernisasi dan Westernisasi

Kehadiran suatu budaya senantiasa tidaki dapat lepas dari kemanusiaan dan adanya penerimaan secara umum terhadap nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, orientasi-orientasi, perilaku-perilaku dan insitusi-instiusi oleh umt manusia di seluruh dunia ( Samuel P. Huntington, 1996, 73 ).

Budaya-budaya yang yang dikembangkan oleh barat dan kebudayaan populer di seluruh dunia yang kemidian menciptakan sebuah kebudayaan-kebudayan baru. Kenyataan bahwa kini kebudayaan pop telah menyebar dan orang-rang yang mengkonsumsi barang-barang mempresentasikan keunggulan kebudayaan barat. Lihat saja para pemuda sekarang ini baik dari pakaian, mode rambut dan lain sebagainya yang memperlihatkan kebudayaan baru mereka dan melunturkan budaya yang ada sebelumnya pada diri mereka sehingga apapun bentuk budaya mereka tidak lagi diperhatikan.

Di Timur Tengah, sebagian besar anak muda lebih suka mengenakan jeans, minum coke, mendengarkan musik rap, dan diantara kecenderungan mereka kepada Mekah, mereka juga condong pada Amerika ( Samuel P. Huntington, 1996, 77 ). Tidak nenutup kemungkinan anak muda yang ada di Desa Sungai Baru melakukan hal-hal yang sama dengan mengkonsumsi budaya barat yang negative.

b. Media Massa

Tidak dapat dipungkiri lagi media massa mempunyai pengaruh besar dalam dunia globalisasi. Seluruh dunia bisa di saksikan atau dilihat melalui media massa dalam waktu sekejap. Komunikasi global adalah salah satu manifestasi terpenting dari kekuatan yang ada di seluruh dunia. Namun, perluasan komunikasi global ini didominasi oleh barat. Kekuatan barat ini, bagaimanapun juga, mendorong kaum populis barat menunjukkan bahwa budaya imperialisme barat tengah bangkit. Dengan demikian, memperingatkan kita akan kebudayaan yang ada haruslah diperketat ( Samuel P. Huntington, 1996, 79 )

Media massa sangat besar menyumbangkan atau mereflesikan kepentingan manusia dalam kaitan terhadap cinta, seks, kekerasan, misteri, heroisme yang sangat mempengaruhi penerimanya yang ditampilkan melalui gambaran-gambaran visual. Dapat dikatakan bahwa bisa saja media transfer budaya melalui media massa. Dengan menampilkan sesuatu lewat media akan mudah diterima oleh masyarakat sehingga akan terdoktrin terhadap apa yang mereka terima dari media tersebut baik media alektronik maupun media cetak

Untuk menangani masalah ini perlu ada pengawasan dari instansi terkait atau para orang tua terhadap anak-anak mereka agar tidak meniru gaya-gaya ala barat atau pengaruh lainnya. Banyak contoh ditemukan seperti para pemuda yang menggunakan anting-anting dan pemudinya yang setengah telanjang. Oleh karena itu, suatu pengawasan sangatlah penting untuk menjaga pengaruh dari luar yang negatif.

c. Individualisme dan Kapitalisme

Kapitalisme telah menaruh perhatian terhadap para pemuda maupun masyarakat sekarang sehingga situasi-situasi dimana kepentingan pribadi jauh mendahului kepentingan bersama. Kedua-duanya terdorong oleh dua macam perasaan, yaitu bahwa kebebasan berlakunya egoisme tidaklah cukup untuk secara otomatis menghasilkan order sosial ( Anthony Giddens, 1986, 121 ).

Individulisme dan kapitalisme merupakan suatu kesatuan yang saling terkait, sehingga apabila kapitalisme telah merasuki maka sikap keindividulismeannya akan muncul. Dengan demikian, sikap ini akan membawa pelakunya tidak memperdulikan keadaan sekitarnya baik budaya maupun lingkungannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu kehidupan atau budaya tertentu tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh dari dunia globalisasi yang sedikit demi sedikit akan menggeser budaya tertentu menjadi suatu perubahan yang baru. Factor-faktor yang lain juga sangat mempengaruhi seperti kepedulian masyarakat terhadap budaya mereka yang kurang dan pendidikan yang masih minim atau rendah.

D. Penutup

a. Kesimpulan

Perubahan yang terjadi adalah suatu fenomena yang diakibatkan banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian suatu perubahan dalam budaya lama ke sesuatu yang baru atau masuk ke dalamnya merupakan efek dari reaksi yang ditimbulkan dari interaksi dunia luar.

b. Saran

Suatu perubahan bukanlah suatu yang baru, telah sejak lama perubahan akan terus terjadi seiring perubahan zaman dan banyak faktor yang menyebabkan perubahan itu terjadi. Suatu kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap budaya mereka sangat penting untuk mengukuhkan dan membentengi hal-hal yang akan merusak budaya mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Giddens, Capitalism and Modern Social Theory, Canbridge University Press : London, 1986

Irwan Abdullah, Rekontruksi dan Reprduksi Kebudayaan, Pustaka Pelajar : Yogyakarta, 2006

Samuel P. Hunington, Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, Qalam : Yogyakarta, 1996

Kamis, 05 Agustus 2010

KOCAK-KACIK

Empat Komunitas Seni Adakan Casting Kocak-Kacik Bersama

By : Ardiyansyah

Empat komunitas seni mengadakan Casting bersama Naskah Kocak-Kacik karya Arifin C. Noer di Aula STAIN Pontianak, Sabtu (19/6) 2010 kemarin. Komunitas seni tersebut merupakan sanggar yang ada di empat kampus, Komunitas Seni Jalan Lain (KSJL) STKIP PGRI Pontianak, Komunitas Santri (KOMSAN) STAIN Pontianak, Sanggar Nol Derajat Universitas Muhammadiyah Pontianak dan Komunitas Harajuku POLNEP. Casting ini bertujuan untuk ajng silaturahim antar sanggar kampus yang ada di Pontianak dan mencari pemeran yang ada dalam naskah Kocak-Kacik berjumlah 42 orang sehingga empat komunitas ini bersepakat untuk memainkan naskah ini untuk di tampilkan di Taman Budaya Kalimantan Barat pada 11-14 November 2010 mendatang, ujar pimpinan produksi Uji Muharji.

Kocak-Kacik merupakan naskah yang relevan saat ini, ia bisa menggambarkan keadaan Indonesia dari berbagai sudut pandang, dari segi politik menceritakan persaingan antara satu sama lain yang tak mau kalah sehinggga kasus itu dibawa ke persidangan. Di persidangan pun terjadi kekacauan karena si terdakwa ingin naik banding. Pada saat itu juga terjadi penyuapan terhadap hakim oleh istri terdakwa demi melepaskan suaminya. Hukuman yang diberikan oleh hakim terhadap terdakwa pun diringankan bahkah ingin dicabut gugatannya. di tempat yang lain terdengar anak-anak TK sedang belajar menyanyi sehingga menampakkan keceriaan mereka dengan pelajaran yang diterima. Saat itu juga istri terdakwa masuk ke ruangan untuk meminta Bu Guru yang mengajar untuk menjadi saksi. Bu Guru pun setuju dan meminta upah kerjasamanya untuk menjadi saksi. Murid-murid pun ingin meminta upah tersebut berupa permen sehingga terjadi tawar menawar antara murid dan istri terdakwa. Begitulah sepenggal cerita dari Kocak-Kacik karya Arifin C.Noer yang dibawa dalam bahasa Melayu Pontianak. Keadaan Indonesia saat ini di mana hakim dan jaksa bisa disuap, korupsi merajalela, politik yang kurang sehat dan lain sebagainya sangat cocok dengan naskah yang berdurasi 1.30 jam ini, ujar Totok Satrio Rahardjo sebagai Sutradara.

Selasa, 03 Agustus 2010



Masalah krisis kepercayaan diri (krisis
PD) seringkali menjadi salah satu
masalah klasik yang dialami oleh
sebagian orang.

Meski kelihatannya sederhana, namun
jika dibiarkan berlama-lama, krisis PD
bisa jadi bumerang tersendiri. Salah
satunya, potensi yang ada dalam diri
kita akan terhambat.

Sekarang mari kita ulas sejauh mana
pengaruh kepercayaan diri bisa
mempengaruhi keberhasilan seseorang.

Saat menghadiri seminar atau sebuah
pertemuan misalnya, banyak di antara
kita yang lebih nyaman memilih tempat
duduk di belakang ketimbang di depan.
Alasannya kadang sederhana.. "takut
ditanya sama si pembicara". lol

Namun saat seminar sudah dimulai, yang
duduk paling belakang seringkali jadi
tidak begitu kelihatan atau terdengar
dengan baik apa yang dibicarakan oleh
si pembicara karena terhalang oleh
mereka yang duduk di depan!

Pernah merasa seperti itu? :-)

Atau saat kita masih berstatus pelajar,
apakah kita termasuk yang malu-malu
untuk angkat tangan dan memberikan
jawaban yang sebenarnya kita tahu atas
pertanyaan yang ditanyakan guru kita? :-)

Sekarang, mari kita cari tahu apa saja
yang menyebabkan orang suka minder atau
kurang PD! Berikut beberapa alasannya:

1. Sering berpikir yang 'tidak-tidak'
tentang diri mereka!

"Coba kalau aku tinggi, aku mau dong
jadi model terkenal seperti Luna Maya!
...Tapi sayang, aku nih pendek & item,
gigiku gondrong lagi!!"

** lol, kasihan amet... hehe
jangan pernah memandang
sebelah mata terhadap diri kita. Semua yg
kita miliki adalah anugerah Tuhan yang pasti
ada manfaatnya.

Coba baca lagi artikel pertama yang
dulu pernah saya kirimkan dengan judul
"Hargai apa yang kita miliki". :-)

2. "Takut Salah" bisa membuat kita
tidak maju.

Jika kita selalu takut salah dalam
melakukan sesuatu, maka pastinya kita
tidak akan pernah bisa berhasil.

Janganlah takut salah! Karena
kesalahan sebenarnya adalah langkah
awal menuju keberhasilan.

Tokoh-tokoh besar dunia yang
penemuannya sekarang kita nikmati,
dulunya mereka banyak melakukan
kesalahan. Namun, mereka terus dan
terus mencoba untuk memperbaiki
kesalahannya hingga tercipta sebuah
penemuan yang besar, seperti lampu
pijar, pesawat terbang, Google :-)

Dan masih banyak lagi yang lain!
Oleh sebab itu, jangan pernah takut
salah!

3. Jika kita bergaul dengan pengecut,
otomatis kita juga akan jadi pengecut

pergaulan bisa mempengaruhi
kepribadian kita. Jika Ardhiyansyah berada di
lingkungan yang mayoritas tidak punya
rasa PD tinggi, maka jangan harap Ardhiyansyah
bisa PD.

Yakinlah, sedikit banyak, PD kita
sangat dipengaruhi oleh lingkungan
dimana kita berada. Oleh sebab itu,
pandai-pandailah mencari teman atau
pergaulan yang memiliki kepercayaan
tinggi.

juga pasti kita pernah mendengar
istilah "Jika ingin kaya, bergaulah
dengan orang-orang kaya".

Maksudnya, bukan berarti kalau kita
tidak punya uang bisa bersandar pada
mereka dan pinjam uang! :-) Tapi tujuan
kita adalah bisa menyerap 'cara
berpikir' mereka yang bisa membuat
mereka menjadi kaya!

4. Tidak perlu terpengaruh pendapat
orang lain

Kita seringkali terpengaruh dengan
pendapat orang lain. Sayangnya, tidak
semua pendapat itu benar. Pendapat atau
masukan dari luar boleh saja kita
tampung. Tugas kita adalah *mengolahnya*,
sekaligus untuk evaluasi diri.

Jika ada pendapat yang justru membuat
kita menjadi mundur dan tidak
berhasil, maka kita perlu menolaknya,
tanpa perlu terpengaruh oleh pendapat
itu.

Singkat kata, hilangkan jauh-jauh rasa
minder dalam diri kita. kita tidak
perlu resah dengan kekurangan yang ada.
Jika ada melakukan kesalahan, tinggal
perbaiki kesalahan yang dibuat, dan
jadikan kesalahan itu sebagai pengalaman.

The last but not least...
Selalu perkaya diri dengan ilmu.
Karena dengan memiliki banyak ilmu,
otomatis kekurangan kita dalam hal lain bisa
tertutupi oleh kelebihan lain yang kita miliki!

begitu banyak orang yang tidak
menyadari 'sleeping giant' dalam
dirinya. Potensi dahsyat dan besar yang
acapkali diabaikan oleh alam pikirannya
sendiri, yaitu perasaan minder!

So, percaya dirilah! Agar semua potensi
dahsyat yang kita miliki *keluar* dan
tidak lagi terhambat! :-)